LINDUNGI KAMI


Karena hari sudah mulai sore saya berniat kembali keperaduan bagaikan burung yang kembali ke sangkarnya, karena tempat kembali saya setiap hari sepulang dari kantor satu-satunya adalah kosan, makanya saya hanya kembali ke satu sangkar, he...

Saat membuka pintu kamar kosan tak sengaja saya mendengar berita salah satu channel TV yang memberitakan dua orang wanita berinisial L dan HM telah melakukan perdagangan bayi dengan cara membeli bayi dari orang-orang miskin dengan harga beberapa juta dan dijualnya dengan harga kisaran enam puluh sampai delapan puluh juta, bayi-bayi tersebut dibeli oleh orang-orang yang yang tidak diamanahi keturunan, orng-orang yang ingin mengambil anak angkat dan pasarannya sampai keluar negeri, dan parahnya lagi perdaganagan bayi ini telah dilakoninya selama dua puluh tahun, dan berdasarkan pengakuan HM bahwa mereka telah menjual dan membeli bayi dengan jumlah sekitar seratus jiwa,  miris sekali hati ini mendengarnya.
Betapa tega para orangtua yang rela menjual darah dagingnya, anak yang telah dikandungnya selama sembilan bulan, bercokol dalam perutnya dan telah menjadi bagian dalam hidupnya dan tanpa disadarinya bahwa begitu banyak pasangan-pasangan diluar sana yang sangat mengaharapkan buah hati sampai mereka harus mengeluarkan materi, waktu, perasaan hanya untuk mendapatkan keturunan, sesungguhnya para orang tua tersebut tidak menyadari bahwa anak adalah titipan dari Allah yang harus dijaga, dipelihara, dirawat, diajarkan ilmu yang bermanfaat hingga sang anak bisa memberi manfaat dalam kehidupannya sendiri, keluarga, lingkungan, agama. Alasan klasik yang seringkali para orangtua utarakan karena faktor ekonomi mereka tega menjual darah dagingnya sendiri, mereka merasa tidak sanggup menghidupinya (memenuhi kehbutuhannya), dan biarkan saja dijual semoga mereka mendapatkan keluarga yang bahagia, sehingga ia bisa menjadi seorang yang bermanfaat untuk negara katanya, tapi apakah para orang tua ini tidak berfikir, jika yang membeli anaknya seorang mafia, penjahat kelas kakap, pengedar narkoba, apakah sang anak dijamin bisa menjadi anak yang baik?,  bisa jadi dia akan mengikuti orang tua angkatnya atau oarang tua angkatnya sengaja mendidiknya untuk meneruskan usahanya????? Nauzubillah.

Ingatlah firman Allah “Bahwa setiap anak manusia telah ditetapkan rezekinya saat dia masih dalam kandungan”, jadi keraguan yang manakah yang membuatmu tega menjual darah dagingmu sendiri????????. Kutipan kata yang disampaikan seorang ustad.






Diterbitkan oleh: Humas Pengurus Daerah (PD) Salimah Kabupaten Bulungan
Boleh disebarluaskan dengan menyebutkan sumbernya
 

0 komentar: