sumber gambar: disin |
Cantik. Menarik. Energik. Begitulah
gambaran ideal tentang pesona seorang muslimah. Sebagai seorang istripun, di
rumah, seorang wanita diharuskan tetap menjadi cantik, untuk suaminya.
Sebaliknya, di luar rumah, kecantikan tetap memiliki tempat, tetapi porsinya
dibatasi. Ada kewajiban menutup aurat bagi seorang muslimah.
“Hai
Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan
isteri-isteri orang Mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh
tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,
karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha
penyayang”(Q.S Al-Ahzab:59)
Pun beberapa adab-adab seorang muslimah
yang senantiasa harus dijaga saat di luar rumah, seperti: tidak menampakkan
perhiasan, tidak berlebih-lebihan dalam berdandan, tidak berjalan dengan
menimbulkan suara gemerincing, tidak menggunakan wewangian hingga tercium
selain darinya, menjaga suaranya, dan menjaga dirinya pada saat bepergian
dengan senantiasa bersama mahromnya.
Cantik sendiri terbagi menjadi dua. Ada
kecantikan yang tampak secara lahiriah, tetapi ada juga kecantikan yang tampak
secara batiniah. Saat seorang muslimah bersolek di depan kaca, memadu madankan
pakaian, menggunakan pelembab, bedak, merapikan tampilan, lalu menutup aurat.
Sesungguhnya, hasil kecantikan yang tampak adalah kecantikan lahiriah. Seorang
muslimah yang rajin membersihkan wajahnya, akan terlihat lebih cantik dengan
wajah sehat dan bersih tanpa jerawat, dibandingkan dengan muslimah yang jarang
sekali memperhatikan kebersihan wajah. Begitupun, kulit yang senantiasa diolesi
pelembap akan menghasilkan kulit yang lebih lembut dibandingkan yang kulit tak
terawat, yang bisa jadi berubah menjadi kulit bersisik.
Bersolek untuk kecantikan lahiriah,
telah menjadi kebiasaan yang memang secara alamiah tak bisa lepas dari diri
seorang muslimah. Tetapi, terkadang, ada kecantikan lain yang seringkali
terlupakan. Membuat kita, seringkali masih menemukan seorang muslimah dengan
jilbab rapi jali, tetapi perkataannya menusuk hati, tatapannya tak ramah, dan
mudah marah. Seorang muslimah dengan semangat keislamannya, tak menghiraukan
seruan Allah saat adzan berkumandang, lebih asyik duduk di depan televisi,
menonton film korea. Atau, jangan-jangan, seorang muslimah cantik secara
lahiriah, tetapi ternyata ahli maksiat. Naudzubillah min dzalik.
Menjadi cantik pun, butuh proses. Dan
perlu kita ketahui, bahwa proses membutuhkan waktu. Tidak ada yang benar-benar
peduli pada diri kita, kecuali diri kita sendiri. Seorang muslimah tentu tidak
akan serta merta menjadi cantik, jika ia tidak berusaha merawat dirinya
sendiri. Begitupun, dengan kecantikan yang satu lagi, yakni kecantikan
batiniah. Kecantikan ini (inner beauty)
adalah juga hasil kerja keras diri sendiri terhadap dirinya. Sering-seringlah
bersolek, maka kecantikan batiniah ini akan terpancar dengan sempurna. Bahan-bahan
apa saja yang mesti disiapkan seorang muslimah untuk bersolek mempercantik
dirinya? Berikut, Salimah akan membagikannya untuk sahabat semua:
1. Facial tahap 1:
Muhasabah
“Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)”(Q.S. Al-Hasyr:18).
Muslimah
yang cerdas dan bijak adalah mereka yang rajin membersihkan kotoran dan debu
yang menempel pada wajah ‘hati’ nya. Cara pertama adalah dengan melakukan
muhasabah (evaluasi) terhadap dirinya atas kebaikan dan keburukan yang telah ia
kerjakan, meneliti kebaikan dan keburukan yang ia miliki, agar ia tidak
terperanjat kaget dengan sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya pada
hari kiamat.
Ibnul
Qoyyim rohimahulloh berkata menjelaskan salah satu kiat muhasabah, “hal yang
paling bermanfaat bagi seseorang ialah ia duduk sesaat ketika tidur. Ia
melakukan muhasabah terhadap dirinya pada saat tersebut atas kerugian dan
keuntungannya pada hari itu. Lalu, ia memperbarui taubatnya dengan nasuhah
kepada Allah, lantas tidur dalam keadaan bertaubat dan bertekad tidak
mengerjakan dosa yang sama jika ia telah bangun. Itu ia kerjakan setiap malam.
Jika ia meninggal pada malam tersebut dalam keadaan seperti itu, ia meninggal
dalam keadaan bertaubat. Jika ia bangun, ia bangun dalam keadaan siap beramal,
senang ajalnya ditunda, dan siap mengerjakan perbuatan-perbuatan yang belum ia
kerjakan.”
Muhasabah,
seperti yang dikatakan Ibnu Al-Qoyyim terbagi ke dalam dua jenis. Pertama,
muhasabah sebelum berbuat, yakni berfikir di awal tekad dan keinginannya serta
tidak segera berbuat hingga ia mendapatkan kejelasan bahwa keinginannya itu
harus ia kerjakan.
Kedua,
muhasabah setelah berbuat:
1.
Muhasabah diri atas ketaatan kepada Allah taa’la yang ia lalaikan.
2.
Muhasabah diri atas perbuatan yang lebih baik tidak ia kerjakan daripada ia
kerjakan
3. Muhasabah diri atas hal-hal mubah dan wajar. Mengapa mengerjakannya? Apakah ia
mengerjakannya karena menginginkan Allah taala dan akhirat? Ataukah ia
mengerjakannya sebab menginginkan dunia?
Selain
kedua jenis muhasabah tersebut, yang patut dimuhasabahi oleh seorang muslimah
adalah tentang alokasi waktunya, yang merupakan usia dan modalnya. Apakah
waktunya ia gunakan dalam kebaikan, amal shalih dan hal-hal bermanfaat bagi
kaum muslimin? Atau sebaliknya, ia sia-siakan waktunya ke dalam kemaksiatan,
dosa, main-main dan lalai?
2. Facial
tahap 2: Taubat
Setelah
mengadakan muhasabah, mengetahui dosa dan pelanggarannya, maka langkah
selanjutnya adalah ia melakukan pembersihan sebelum pengisian, seperti
dikatakan ulama. Caranya dengan bertaubat dari segala maksiat, aib dan
ketidaksempurnaan di aspek pemikiran, amal, akhlak dan lain sebagainya. Juga
dengan cara merasa membutuhkan Allah taala, dekat dengan-Nya dan keridloan-Nya.
3. Foundation:
mencari ilmu dan memperluas wawasan
Untuk
semakin mempercantik diri, mencari ilmu dan memperluas cakrawala ilmu
pengetahuan adalah unsur penting dan sarana ideal. Ilmu yang paling utama untuk
diketahui adalah ilmu tentang ‘agama’nya yang bersumber dari Al-Quran dan
sunnah Rosulullah serta pemahaman salafussalih.
4. Bedak:
Amalan-amalan iman
Cara
ini sarana yang paling bervariatif, besar pengaruhnya pada jiwa dan
membersihkannya. Sebab, cara ini realisasi konkrit perintah-perintah Allah
taala dan rasulnya. Amalan-amalan iman ini diataranya dengan:
1.
Mengerjakan ibadah-ibadah wajib seoptimal mungkin
2.
meningkatkan porsi ibadah-ibadah sunnah
3.
Peduli dengan ibadah dzikir
5. Pakaian:
Akhlak
Nah, setelah
empat tahapan di atas selesai, saatnya menggunakan sebaik-baik pakaian. Pakaian yang melindungi saat badai ujian menerpa dan panasnya derita menguji. Pakaian yang senantiasa menjaga, pakaian sebaik-sebaik pakaian. Tiada lain adalah akhlak. Diantara akhlak yang terjaga adalah: bertutur baik, sabar, qonaah, dan istiqomah. Insyaalloh.
Sahabat Salimah, silahkan dicoba ya!
Semoga lain waktu kita bertemu kembali dalam keadaan 'cantik' yang sempurna
Wallohu a'lam bishshowab
Sumber gambar: disini |
Diterbitkan oleh: Humas Pengurus Daerah (PD) Salimah Kabupaten Bulungan
Boleh disebarluaskan dengan menyebutkan sumbernya
Boleh disebarluaskan dengan menyebutkan sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar