Muslimah Wajib Bersolek!



sumber gambar: disin
Assalamualaikum Sahabat Salimah semua, bagaimana kabar hari ini? Mudah-mudahan senantiasa bersemangat untuk ‘mempercantik’ diri. Seperti bahasan kita kali ini, tentang bersolek.

Cantik. Menarik. Energik. Begitulah gambaran ideal tentang pesona seorang muslimah. Sebagai seorang istripun, di rumah, seorang wanita diharuskan tetap menjadi cantik, untuk suaminya. Sebaliknya, di luar rumah, kecantikan tetap memiliki tempat, tetapi porsinya dibatasi. Ada kewajiban menutup aurat bagi seorang muslimah.

“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang Mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang”(Q.S Al-Ahzab:59)

Pun beberapa adab-adab seorang muslimah yang senantiasa harus dijaga saat di luar rumah, seperti: tidak menampakkan perhiasan, tidak berlebih-lebihan dalam berdandan, tidak berjalan dengan menimbulkan suara gemerincing, tidak menggunakan wewangian hingga tercium selain darinya, menjaga suaranya, dan menjaga dirinya pada saat bepergian dengan senantiasa bersama mahromnya.

Cantik sendiri terbagi menjadi dua. Ada kecantikan yang tampak secara lahiriah, tetapi ada juga kecantikan yang tampak secara batiniah. Saat seorang muslimah bersolek di depan kaca, memadu madankan pakaian, menggunakan pelembab, bedak, merapikan tampilan, lalu menutup aurat. Sesungguhnya, hasil kecantikan yang tampak adalah kecantikan lahiriah. Seorang muslimah yang rajin membersihkan wajahnya, akan terlihat lebih cantik dengan wajah sehat dan bersih tanpa jerawat, dibandingkan dengan muslimah yang jarang sekali memperhatikan kebersihan wajah. Begitupun, kulit yang senantiasa diolesi pelembap akan menghasilkan kulit yang lebih lembut dibandingkan yang kulit tak terawat, yang bisa jadi berubah menjadi kulit bersisik.

Bersolek untuk kecantikan lahiriah, telah menjadi kebiasaan yang memang secara alamiah tak bisa lepas dari diri seorang muslimah. Tetapi, terkadang, ada kecantikan lain yang seringkali terlupakan. Membuat kita, seringkali masih menemukan seorang muslimah dengan jilbab rapi jali, tetapi perkataannya menusuk hati, tatapannya tak ramah, dan mudah marah. Seorang muslimah dengan semangat keislamannya, tak menghiraukan seruan Allah saat adzan berkumandang, lebih asyik duduk di depan televisi, menonton film korea. Atau, jangan-jangan, seorang muslimah cantik secara lahiriah, tetapi ternyata ahli maksiat. Naudzubillah min dzalik.

Menjadi cantik pun, butuh proses. Dan perlu kita ketahui, bahwa proses membutuhkan waktu. Tidak ada yang benar-benar peduli pada diri kita, kecuali diri kita sendiri. Seorang muslimah tentu tidak akan serta merta menjadi cantik, jika ia tidak berusaha merawat dirinya sendiri. Begitupun, dengan kecantikan yang satu lagi, yakni kecantikan batiniah. Kecantikan ini (inner beauty) adalah juga hasil kerja keras diri sendiri terhadap dirinya. Sering-seringlah bersolek, maka kecantikan batiniah ini akan terpancar dengan sempurna. Bahan-bahan apa saja yang mesti disiapkan seorang muslimah untuk bersolek mempercantik dirinya? Berikut, Salimah akan membagikannya untuk sahabat semua:
 1. Facial tahap 1: Muhasabah
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)”(Q.S. Al-Hasyr:18).
Muslimah yang cerdas dan bijak adalah mereka yang rajin membersihkan kotoran dan debu yang menempel pada wajah ‘hati’ nya. Cara pertama adalah dengan melakukan muhasabah (evaluasi) terhadap dirinya atas kebaikan dan keburukan yang telah ia kerjakan, meneliti kebaikan dan keburukan yang ia miliki, agar ia tidak terperanjat kaget dengan sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya pada hari kiamat.

Ibnul Qoyyim rohimahulloh berkata menjelaskan salah satu kiat muhasabah, “hal yang paling bermanfaat bagi seseorang ialah ia duduk sesaat ketika tidur. Ia melakukan muhasabah terhadap dirinya pada saat tersebut atas kerugian dan keuntungannya pada hari itu. Lalu, ia memperbarui taubatnya dengan nasuhah kepada Allah, lantas tidur dalam keadaan bertaubat dan bertekad tidak mengerjakan dosa yang sama jika ia telah bangun. Itu ia kerjakan setiap malam. Jika ia meninggal pada malam tersebut dalam keadaan seperti itu, ia meninggal dalam keadaan bertaubat. Jika ia bangun, ia bangun dalam keadaan siap beramal, senang ajalnya ditunda, dan siap mengerjakan perbuatan-perbuatan yang belum ia kerjakan.”
Muhasabah, seperti yang dikatakan Ibnu Al-Qoyyim terbagi ke dalam dua jenis. Pertama, muhasabah sebelum berbuat, yakni berfikir di awal tekad dan keinginannya serta tidak segera berbuat hingga ia mendapatkan kejelasan bahwa keinginannya itu harus ia kerjakan.

Kedua, muhasabah setelah berbuat:
1.   Muhasabah diri atas ketaatan kepada Allah taa’la yang ia lalaikan.
2.   Muhasabah diri atas perbuatan yang lebih baik tidak ia kerjakan daripada ia kerjakan
3. Muhasabah diri atas hal-hal mubah dan wajar. Mengapa mengerjakannya? Apakah ia mengerjakannya karena menginginkan Allah taala dan akhirat? Ataukah ia mengerjakannya sebab menginginkan dunia?
Selain kedua jenis muhasabah tersebut, yang patut dimuhasabahi oleh seorang muslimah adalah tentang alokasi waktunya, yang merupakan usia dan modalnya. Apakah waktunya ia gunakan dalam kebaikan, amal shalih dan hal-hal bermanfaat bagi kaum muslimin? Atau sebaliknya, ia sia-siakan waktunya ke dalam kemaksiatan, dosa, main-main dan lalai?
2. Facial tahap 2: Taubat
Setelah mengadakan muhasabah, mengetahui dosa dan pelanggarannya, maka langkah selanjutnya adalah ia melakukan pembersihan sebelum pengisian, seperti dikatakan ulama. Caranya dengan bertaubat dari segala maksiat, aib dan ketidaksempurnaan di aspek pemikiran, amal, akhlak dan lain sebagainya. Juga dengan cara merasa membutuhkan Allah taala, dekat dengan-Nya dan keridloan-Nya. 
3. Foundation: mencari ilmu dan memperluas wawasan
Untuk semakin mempercantik diri, mencari ilmu dan memperluas cakrawala ilmu pengetahuan adalah unsur penting dan sarana ideal. Ilmu yang paling utama untuk diketahui adalah ilmu tentang ‘agama’nya yang bersumber dari Al-Quran dan sunnah Rosulullah serta pemahaman salafussalih. 
4. Bedak: Amalan-amalan iman
Cara ini sarana yang paling bervariatif, besar pengaruhnya pada jiwa dan membersihkannya. Sebab, cara ini realisasi konkrit perintah-perintah Allah taala dan rasulnya. Amalan-amalan iman ini diataranya dengan:
1. Mengerjakan ibadah-ibadah wajib seoptimal mungkin
2. meningkatkan porsi ibadah-ibadah sunnah
3. Peduli dengan ibadah dzikir

5. Pakaian: Akhlak
Nah, setelah empat tahapan di atas selesai, saatnya menggunakan sebaik-baik pakaian. Pakaian yang melindungi saat badai ujian menerpa dan panasnya derita menguji. Pakaian yang senantiasa menjaga, pakaian sebaik-sebaik pakaian. Tiada lain adalah akhlak. Diantara akhlak yang terjaga adalah: bertutur baik, sabar, qonaah, dan istiqomah. Insyaalloh. 

Sahabat Salimah, silahkan dicoba ya!
Semoga lain waktu kita bertemu kembali dalam keadaan 'cantik' yang sempurna

Wallohu a'lam bishshowab  

Sumber gambar: disini
 














 Diterbitkan oleh: Humas Pengurus Daerah (PD) Salimah Kabupaten Bulungan
Boleh disebarluaskan dengan menyebutkan sumbernya






0 komentar: