Kurangkai kata demi kata sebagai persembahan cintaku padamu
bunda, walau pengorbanan cintamu pada nanda tidak akan pernah bisa terbalas
walau kupersembahkan jiwa dan raga demi membalas pengorbananmu.
Baru beberapa minggu nanda berada di dalam perut bunda,
nanda sudah mengganggu kenikmatan makan bunda, bunda seringkali mual, muntah
bahkan tidak bisa menikmati masakan makanan kesukaan bunda, itu semua efek dari
hadirnya nanda di dalam rahim bunda, walau terkadang bunda merasa lemas tak
berdaya namun bunda tidak pernah mengeluhkan tidak enaknya merasakan ngidam. Perut bunda yang langsing kini gendut dan buncit karena
adanya nanda dalam rahim bunda, bunda begitu repot, kemana-mana membawa nanda, walau perut bunda
terasa berat namun bunda tetap beraktifitas mempersiapkan kebutuhan ayah dan
kakak.
Sembilan bulan kini nanda di bawah bunda kemana-mana, dibawa
kepasar, dibawa ke dapur, dibawa tidur, tiba saatnya nanda melihat indahnya dunia,
namun tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk nanda bisa menikmati itu, semua butuh pengorbanan jiwa dan raga darimu
bunda, ayah sendiri tidak tega menyaksikan betapa bunda begitu tersiksa saat
melahirkan nanda ke dunia ini, namun bunda tetap semangat agar nanda bisa hadir
dalam kehidupan bunda, ayah dan kakak. Berjam-jam bunda mempertaruhkan jiwa dab
raga dalam ruang khusus melahirkan dibantu
oleh para dokter (dokter bedah) dan Alhamdulillah nanda memberikan hadiah
terindah dalam hidup bunda meski hadiah itu hanyalah tangisan dari bayi merah
yang baru saja berhasil bunda keluarkan dari rahim bunda.
Seminggu kini nanda menghirup udara alam dunia ini, namun
bunda masih merasakan sakit yang sungguh sangat menyayat, bagaimana tidak perut
dimana nanda berdiam selama sembilan bulan harus dibedah untuk megeluarkanku
agar bisa hidup seperti anak lainnya, walaupun demikian bunda tetap saja
tersenyum saat nanda berada dalam gendongan bunda, setiap kawan bunda yang
datang menjenguk bunda selalu memberikan senyum hangat dan bahagia atas
lahirnya nanda ke bumi Allah ini.
Kini perut yang dibedah sudah mulai mengering, namun nanda tidak memberikan bunda untuk istirahat, nanda selalu saja rewel tidak siang ataupun malam, sehingga bunda harus selalu siap siaga menjaga nanda, dan tak perduli tidak tidur malam sampai pagi, hingga akhirnya badan bunda mulai kelihatan kecil kurus, namun dari bibir manis bunda tak pernah keluar keluhan sedikitpun. Nanda selalu meminum asupan makanan yang bunda makan, tak terhitung berapa kali nanda menangis karena haus dan bunda selalu siap siaga di sebelahku.
Kini nanda berusia satu tahun, tidak jarang nanda membuat
bunda repot mencuci pakaian nanda yang tak terhitung jumlahnya, gigi nanda mulai tumbuh
dan seringkali nada melukai bunda, namun bunda hanya menahan rasa sakit dan
tersenyum sambil mengucapkan kalimat “anak saleha sayang jangan gigit
bunda......” hanya itu yang keluar dari bibirmu yang manis, seringkali nanda
mencoba berdiri dan terjatuh, namun bunda selalu siap siaga menangkap nanda.
Kaki nanda mulai kuat untuk berdiri dan berjalan berlari kecil, seakan ingin memperlihatkan kebisahan itu, nanda seringkali berlari-lari tanpa perduli dengan apapun hingga terkadang nanda memecahkan hiasan koleksi bunda, namun sedikitpun nanda melihat gurat kekecewaan dari wajahmu yang menyejukkan, seakan tidak puas dengan semua itu nanda terus berulah hingga bunda harus masak untuk kami setelah nanda tertidur karena kelelahan menrepotkan bunda.
Sampai nanda berumur lima tahun hanya sekali nanda melihat guratan cemas dari wajah bunda, saat nanda terbaring lemah karena sakit akibat nanda tak memperdulikan bunda melarang nanda untuk tidak memanjat pohon jambu depan rumah, nanda tidak perduli dengan kepedulian bunda, nanda terus saja hingga tak sengaja memanjat tangkai yang rapuh dan akhirnya nanda jatuh bersamaan dengan ranting-ranting rapuh itu.
Waktu berlalu bak angin, begitu cepat hingga nanda sekarang telah beranjak remaja, setiap pagi dan siang bunda mengantar jemput nanda di sekolah bukan karena bunda tidak percaya nanda tidak bisa menjaga diri namun bunda begitu khawatir jika terjadi sesuatu yang tidak didinginkan terjadi pada nanda, bunda selalu memperhatikan penampilan nanda agar selalu berpakain sopan dan menutup aurat, nanda senantiasa diingatkan oleh bunda untuk selalu mengingat Allah SWt Tuhan penguasa segala-galanya, nanda dibekali ilmu agama dan ilmu pengetahuan agar nanda memilikin pondasi yang kuat sehinggan tangguh dalam menghadapi kehidupan ini.
Bunda… nanda kini telah dewasa dan hidup jauh dari sorot matamu yang tajam namun sinarnya penuh kelembutan dan kasih sayang, nanda merantau jauh untuk menimbah ilmu yang lebih banyak, sehingga nantinya bisa bermanfaat untuk kehidupan nanda di masa depan dan bermanfaat bagi orang-orang yang ada disekitar nanda. Meski nanda jauh namun nanda masih menggantungkan pengharapan rezeki dari Ilahi Rabbi, karena tiap bulan nanda selalu menanti kiriman untuk memenuhi kebutuhan nanda.
Alhamdulillah, dengan penuh perjuangan, semangat dan do’a
dari bunda, ayah dan keluarga semua nanda kini telah memakai toga dengan baju
wisuda, nanda kini menjadi seorang Sarjana. Dihari yang berbahagia dan
bersejarah dalam hidup nanda, bunda berada di samping nanda memberikan ucapan
selamat dan pelukan hangat dengan meneteskan air mata haru.
Setelah wisuda berlalu kini nanda sibuk kesana kemari mencari pekerjaan dengan niatan membahagiakan bunda dan keluarga atau setidaknya tidak membebani bunda lagi, dan lagi-lagi bundalah menjadi orang yang selalu mendukung dan menyiapkan kebutuhanku, dan atas do’amu Allah membentangkan rezekinya untuk nanda, nanda diterima bekerja di sebuah perusaahan.
Bak ketiban durian runtuh, tak berselang lama nanda diterima bekerja nanda dipetemukan dengan belahan jiwa nanda, dan lagi-lagi pernikahan nanda disiapkan oleh bunda tanpa membebani nanda. Akhirnya nanda kini menjadi istri seorang pemuda, namun perhatian dan kecintaan bunda kepada nanda tak berkurang sedikitpun, hingga kini bunda telah renta namun bunda senatiasa mendoa’akan keselamatan, kesehatan, kemudahan nanda dalam mengarungi samudera kehidupan ini.
Sumber gambar di sini
0 komentar:
Posting Komentar