Sedekah
merupakan penolak bala, penyubur pahala, dan melipatgandakan rezeki; bagai
sebutir benih yang ditanam akan menghasilkan tujuh cabang, yang pada tiap-tiap
cabang itu terjurai seratus biji. Dalam Al Qur’an Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman :
مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِى سَبِيلِ
ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِى كُلِّ سُنبُلَةٍ مِّئَةُ
حَبَّةٍ وَٱللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَن يَشَآءُ وَٱللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Artinya
: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat
gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas
(karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.” (Al Baqarah: 261).
Selain
itu seorang hamba akan mencapai hakikat kebaikan dengan sedekah sebagaimana
disebutkan dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
لَنْ تَنَالُواْ ٱلْبِرَّ حَتَّىٰ تُنْفِقُواْ مِمَّا
تُحِبُّونَ وَمَا تُنْفِقُواْ مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ
Artinya:
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum
kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu
nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (Ali Imran: 92)
Tapi,
entah mengapa sebagian manusia justru merasa berat dan susah jika menyisihkan
sebagian harta dan perhiasan-perhiasan duniawi yang mereka miliki. Harta yang
dikumpulkan dengan susah payah itu, dianggap sebagai miliknya dan tidak ada
untungnya jika harus dibagi atau diberikan kepada orang lain. Alasannya takut
merugi dan kehilangan jika harus membagi sebagian harta yang telah
dikumpulkannya itu. Padahal, dalam setiap harta yang dikumpulkan seseorang, ada
hak bagi mereka yang memerlukan dan membutuhkan adalah satu sunnah Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam yang patut diamalkan.
Tetapi,
sifat kikir, merasa rugi dan juga takut miskin kerap menjadi penghalang bagi
seseorang untuk membagikan hartanya yang dimiliki, apalagi sesuatu yang amat
dicintai. Padahal, di balik uluran tangan atau menyedekahkan harta itu ada
keutamaan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala janjikan. Apa keutamaan dari
janji itu ketika seseorang ringan tangan dalam bersedekah?
Ali
bin Muhammad Ad-Dahhami dalam buku
Sedekahlah, Maka Kau Akan Kaya (Daar An-Naba’:2007) membeberkan
keutamaan sedekah dan faedahnya yang digali dari beberapa hadits. Adapun
keutamaan itu antara lain; sedekah dapat memadamkan kemarahan Allah Subhanahu
wa Ta’ala, dapat menghapus kesalahan, perisai dari api neraka, mengobati
penyakit hati, menolak berbagai macam bala’, melipatgandakan pahala, dan masih
banyak lagi. Beliau juga menerangkan bagaimana cara melaksanakan sedekah yang
paling utama, adab-adab dalam bersedekah, serta beberapa contoh dan teladan
dalam bersedekah.
Selain
itu, sedekah juga bisa menambahkan kekayaan. Bahkan orang yang bersedekah di
waktu pagi, maka dia akan diselamatkan dari bencana alam sepanjang hari itu.
Dan jika orang bersedekah pada permulaan malam, dia akan diselamatkan dari
bencana disepanjang malam. Dengan sedekah, sakit pun bisa sembuh. Karena itu,
kalau orang memenuhi kebutuhan rumah tangga seorang Muslim, menyelamatkan
mereka dari kelaparan, memberi mereka pakaian dan melindungi kehormatan mereka,
amalnya lebih baik dibandingkan berhaji sebanyak tujuh kali. Padahal, berhaji
itu lebih baik dibandingkan dengan memerdekakan tujuh puluh budak dan orang
yang membebaskan budak, maka Allah akan membebaskan setiap tubuhnya dari api
neraka untuk satu anggota tubuh seorang budak yang dibebaskan itu.
Karena
itulah, kita tak lagi asing mendengar kisah para sahabat Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam yang amat ringan tangan dalam bersedekah. Abu Bakar
Ash-Shiddiq Radhiallahu’anhu telah menginfakkan seluruh hartanya dalam
suatu kesempatan, dan Umar Radhiallahu’anhu menginfakkan separoh
hartanya, sedangkan Utsman Radhiallahu’anhu menyiapkan bekal seluruh
pasukan al-‘usrah. Jika kita merasa berat dengan sedekah harta, ada
banyak bentuk sedekah lain yang bisa kita lakukan. Salah satunya adalah
sebagaimana dinyatakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa
“Senyum dihadapan saudaramu adalah sedekah” (Riwayat Muslim).
Nah,
semoga kita dapat meneladani apa yang dicontohkan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya untuk mendapatkan balasan yang sudah
dijanjikan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan sejumlah keutamaan di balik
sedekah itu. Amin!!
0 komentar:
Posting Komentar